A.
Perkembangan
Kependudukan
Perkembangan
penduduk adalah perubahan jumlah penduduk di suatu wilayah tertentu pada waktu
tertentu dibandingkan waktu sebelumnya Adapun faktor - faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan penduduk adalah kelahiran, kematian, dan perpindahan penduduk.
Kelahiran dan kematian dinamakan faktor alami sedangkan perpindahan penduduk
adalah faktor non alami. Migrasi ada dua yaitu migrasi masuk yang artinya
menambah jumlah penduduk sedangkan migrasi keluar adalah mengurangi jumlah
penduduk. Migrasi itu biasa terjadi karena pada tempat orang itu tinggal kurang
ada fasilitas yang memadai.
Dalam
demografi dan ekologi, nilai pertumbuhan penduduk (NPP) adalah nilai kecil
dimana jumlah individu dalam sebuah populasi meningkat. NPP hanya merujuk pada
perubahan populasi pada periode waktu unit, sering diartikan sebagai prensesntase
jumlah individu dalam populasi ketika dimulainya periode. Ini dapat dituliskan
dalam rumus : P = Poekt
. cara yang paling umum untuk menghitung pertumbuhan penduduk adalah rasio,
bukan nilai. Perubahan populasi pada periode waktu unit dihitung sebagai
presentase populasi ketika dimulainya periode.
Pertumbuhan
Penduduk dan Tingkat Pendidikan, tiga alasan mengapa pertumbuhan penduduk yang
tinggi akan menghambat pembangunan. Meningkatkan konsumsi saat ini dan
investasi yang dibutuhkan untuk membuat konsumsi dimasa yang akan datang.
Rendahnya sumber daya perkapita akan menyebabkan penduduk tumbuh lebih cepat
yang pada gilirannya membuat investasi dalam kualitas manusia semakin sulit.
Fakta menunjukkan aspek kunci dalam pembangunan adalah penduduk yang semakin
terampil dan berpendidikan. Di banyak negara dimana penduduknya masih amat
bergantung dengan sektor pertanian, pertumbuhan penduduk mengancam keseimbangan
sumberdaya alam karena pertumbuhan penduduk memperlambat perpindahan penduduk
dari struktur pertanian modern dan pekerja modern lainnya. Pertumbuhan penduduk
yang cepat membuat semakin sulit melakukan perubahan yang dibutuhkan untuk
meningkatkan perubahan ekonomi dan sosial. Secara nasional, laju pertumbuhan
penduduk relatif masih cepat walaupun ada kecenderungan menurun.
Pertumbuhan
Penduduk dan Penyakit yang berkaitan dengan Lingkungan hidup. Penduduk tidak
akan jauh dengan masalah kesehatan atau penyakit yang melanda penduduk
tersebut,dikarenakan lingkungan yang kurang terawat ataupun pemukiman yang
kumuh, seperti limbah pabrik, selokan yang tidak terawat yang menyebabkan
segala penyakit akan melanda para penghuni wilayah tersebut yang mengakibatkan
kematian dan terjadi pengurangan jumlah penduduk. Untuk menjamin kesehatan bagi
semua orang di lingkunan yang sehat, perlu jauh lebih banyak daripada hanya
penggunaan teknologi medikal, atau usaha sendiri dalam semua sektor kesehatan.
Pertumbuhan
Penduduk dan Kelaparan Jumlah penduduk disuatu wilayah saat ini sangat
mencemaskan selain bertambahnya jumlah penduduk maka semakin sempit pula bagi
mereka yang untuk mendapatkan lapangan pekerjaan ataupun untuk mencari mata
pencarian mereka untuk menjalani kebutuhan hidup, karena dapat menimbulkan
angka kelaparan di bangsa ini akan bertambah yang disebabkan masalah tadi
seperti sulitnya untuk berusaha mendapatkan kerja untuk mencukupi kebutuhan
hidup karena semakin padatnya penduduk maka semakin sempit pula peluang mereka
untuk mendapatkan kebutuhan yang mereka inginkan. Maka dari itu semoga
pemerintah bisa lebih tegas lagi untuk menjalankan program tersebut di
antaranya mencegah orang untuk bermigrasi, karena dengan migrasi banyak orang
yang menganggur dan menyusahkan pemerintah untuk menyensus selain itu para
migrasi yang tidak bekerja hanya menjadi pengemis jalanan yang menyebabkan
kepadatan penduduk yang sia – sia dan menyebabkan banyak orang yang kelaparan
yang bisa mengakibatkan kematian.
Negara
Indonesia merupakan negara yang besar dan beraneka ragam etnis serta budaya. Kemajuan
negara sesungguhnya tergantung kepada tingkat pendidikan di Negara tersebut,
kualitas serta mutu pendidikan yang tingi dapat menjadi jaminan untuk kemajuan
dan kesejahteraan negara. Di tengah pertambahan jumlah penduduk yang semakin
tidak terkontrol membuat peningkatan kualitas di dunia pendidikan merupakan
pilihan yang harus dikedepankan. Perombakan sistem ketransmigrasian juga akan
mendukung pemerataan penduduk. Jadi, peningkatan kualitas Pendidikan dan
keefektifan pola transmigrasi dapat memperbaiki kuterpurukan dalam mengurus
kepadatan penduduk yang semakin hari kian membludak.
Pertumbuhan
penduduk dipengaruhi Tingkat pendidikan, Penyakit yang Berkaitan dengan
Lingkungan Hidup, Kelaparan, Kemiskinan dan Keterbelakangan. Maka kita harus
bisa memperbaiki semua masalah itu, dan mulai mencari jalan keluar yang terbaik
agar semua permasalahan dinegara kita bisa terselesaikan. Dan massyarakatnya
pun bisa hidup dengan sejahtera, karena tidak dipungkiri bahwa Indonesia
merupakan Negara yang kaya akan Sumber Daya Alam. Jadi tidak masuk akal.
Yang
mendasari perkembangan penduduk di Indonesia adalah banyaknya massyarakat yang
menikahkan anaknya yang masih muda. Dan gagalnya program keluarga berencana
yang di usung oleh pemerintah untuk menekan jumlah penduduk. Karena faktor–faktor
tersebut tidak berjalan dengan semestinya, maka penduduk Indonesia tidak
terkendali dalam perkembangannya. Seharusnya dengan dua orang anak cukup, maka
ini lebih dari dua orang dalam setiap suami istri. Karena perkembangan penduduk
yang sangat tidak terkendali, maka banyak terjadinya kemiskinan, pengangguran, kriminalitas,
gelandangan, anak jalanan, dan sebagainya. Dan masalah permukiman yang tidak
efisien lagi. Banyaknya rumah yang lingkungannya kumuh dapat menyebabkan
berbagaimacam penyakit. Oleh sebab itu, 50% penduduk Indonesia hidup dalam
kemiskinan dan keterbelakangan pendidikan.
Ketika
pertumbuhan pendududk dapat melewati kapasitas muat suatu masalah atau
lingkunganhasilnya berakhir dengan kelebihan penduduk. Gangguan dalam populasi manusia dapat menyebabkan
maslaha seperti polusi dan kemacetan lalu lintas, meskipundapat ditutup
peubahan teknologi dan ekonomi. Wilayah
tersebut dapat dianggap “kurang penduduk” bila populasi tidak cukup besar untuk
mengelola sebuah sistem ekonomi. Saat ini percepatan pertumbuhan penduduk
mencapai 1.3 % per tahun. Ini sudah
mencapai titik yang membahayakan dan harus segera ditekan dengan penggalakan
program Keluarga Berencana (KB). Jika mengatasi upaya laju pertumbuhan penduduk
ini tidak dilaksanakan dengan sungguh-sungguh, maka mustahil sasaran perbaikan
kesejahteraan rakyat dapat tercapai. Oleh karena itu kita memerlukan
terobosan-terobosan baru untuk menegndalikan pertumbuhan penduduk melalui
program-program yang sudah dicanangkan oleh pemerintah, seperti KB.
B.
Penyebaran
Kependudukan
Persebaran
atau distribusi penduduk adalah bentuk penyebaran penduduk di suatu wilayah
atau negara, apakah penduduk tersebut tersebar merata atau tidak. Penyebaran kependuduk di suatu
wilayah dipengaruhi oleh tiga komponen yaitu:
1.
Fertilitas
sebagai istilah demografi diartikan sebagai hasil reproduksi yang nyatadari
seorang wanita atau sekelompok wanita
2.
Mortalitas
atau kematian adalah peristiwa menghilangnya semua tanda-tandakehidupan secara
permanen yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup.
3.
Migrasi
adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap di suatutempat ke
tempat lain melampui batas politik/negara ataupun batas administratifatau
Meskipun masalah kependudukan
telah lama diperbincangkan di kalangan masyarakat, namun baru di sekitar abad
ke–18 banyak diantaranya yang mulai menganalisis masalah kependudukan secara
sitematis. Meskipun banyak para ahli yang menulis tentang masalah kependudukan
di dunia, akan tetapi diantara tokoh-tokoh yang dianggap pakar ilmu
kependudukan klasik adalah Thomas Malthus dan Karl Marx, sedangkan untuk
generasi berikutnya yang paling menonjol adalah Warren Thompson dengan teori
demografi transisinya. Di Indonesia sendiri dalam penyebaran kependudukannya
kurang merata yang mengakibatkan terjadinya kepadatan, kepadatan ini bisa
dibedakan menjadi 2 macam yaitu :
1.
Kepadatan penduduk aritmatik sangat
mudah dalam perhitungannya. Data kepadatan penduduk aritmatik sangat
bermanfaat. Contohnya adalah dengan diketahui tingkat kepadatan penduduk di
suatu wilayah, maka dapat digunakan untuk perencanaan penyediaan fasilitas
sosial. Jika pada suatu daerah memiliki kepadatan penduduk aritmatik yang
rendah, maka penyediaan fasilitas kesehatan, seperti puskesmas dapat digabung
dengan daerah yang berdekatan.
2.
Kepadatan penduduk Indonesia antara pulau yang satu
dan pulau yang lain tidak seimbang. Selain itu, kepadatan penduduk antara
provinsi yang satu dengan provinsi yang lain juga tidak seimbang. Hal ini
disebabkan karena persebaran penduduk tidak merata. Sebagian besar penduduk
Indonesia terkonsentrasi di pulau Jawa dan Madura. Padahal, luas wilayah pulau
Jawa dan Madura hanya sebagian kecil dari luas wilayah negara Indonesia.
Akibatnya, pulau Jawa dan Madura memiliki tingkat kepadatan penduduk yang
tinggi, sedangkan di daerah-daerah lain tingkat penduduknya rendah. Provinsi
yang paling padat penduduknya adalah Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta. Kepadatan
penduduk erat kaitannya dengan kemampuan wilayah dalam mendukung kehidupan
penduduknya. Daya dukung lingkungan dari berbagai daerah di Indonesia tidak sama.
Daya dukung lingkungan pulau Jawa lebih tinggi dibandingkan dengan pulau-pulau
lain, sehingga setiap satuan luas di Pulau Jawa dapat mendukung kehidupan yang
lebih tinggi dibandingkan dengan, misalnya di Kalimantan, Papua, Sulawesi, dan
Sumatra. Kemampuan suatu wilayah dalam mendukung kehidupan
itu ada batasnya. Apabila kemampuan wilayah dalam mendukung lingkungan
terlampau, dapat berakibat pada terjadinya tekanan=tekanan penduduk. Jadi,
meskipun di Jawa daya dukung lingkungannya tinggi, namun juga perlu diingat
batas kemampuan wilayah ter sebut dalam mendukung kehidupan
Adapun
faktor – faktor yang menyebabkan terjadinya persebaran penduduk :
1. Kesuburan
tanah, daerah atau wilayah yang ditempati banyak penduduk, karena dapat
dijadikan sebagai lahan bercocok tanam dan sebaliknya.
2. Iklim,
wilayah yang beriklim terlalu panas, terlalu dingin, dan terlalu basah biasanya
tidak disenangi sebagai tempat tinggal
3. Topografi
atau bentuk permukaan tanah pada umumnya masyarakat banyak bertempat tinggal di
daerah datar
4. Sumber
air
5. Perhubangan
atau transportasi
A.
Laju
Pertumbuhan Penduduk
Nampaknya sukar untuk mengetahui
secara tepat kapan munculnya makhluk yang disebut homo sapiens (manusia) di
dunia ini. para ahli memperkirakan pada sekitar 35.0000 tahun yang lalu.
Waktunya mungkin tidak dipermasalahkan akan tetapi yang lebih jelas angka
pertambahan pendudukannya sangat lambat. Untuk mengetahui laju pertumbuhan
penduduk didunia. Perhatikan tabel dibawah ini.
Tahun
|
Jumlah Penduduk
|
Keterangan
|
1 (Sesudah Masehi)
|
250 juta
|
Membutuhkan waktu 35.000 tahun untuk mencapai
jumlah penduduk 250 juta orang
|
1650
|
500 juta
|
Jadi diperlukan waktu sekitar 1650 tahun
menjadikan penduduk dunia dua kali lipat
|
1850
|
1 milyar
|
Masih diperlukan waktu sekitar 200 tahun untuk
menjadikan penduduk dua kali lipat dari jumlah sebelumnya.
|
1930
|
2 milyar
|
Hanya diperlukan waktu kurang dari 100 tahun untuk
menjadi penduduk dunia dua kali lipat sebelumnya
|
1976
|
4.845 milyar
|
Dalam tempo hanya 9 tahun saja pertambahan
penduduknya mencapai 845 juta.
|
2000
|
8 milyar
|
Masih prediksi para ahli kependudukan.
|
Dari
tabel diatas dapat disimpulkan istilah population explotion yang menggambarkan
betapa hebatnya angka pertumbuhan penduduk dunia dewasa ini sehingga seperti
ledakan bom yang dahsyat.
Laju pertumbuhan penduduk
Indonesia tahun 2000-2010 sebesar 1,48 persen pertahun. Artinya bahwa setiap
tahunnya antara tahun 2000 sampai 2010 jumlah penduduk Indoneisa bertambah
sebesar 1,48 persennya. Dengan jumlah penduduk sebesar 237,6 juta jiwa
tersebut, membuat Indonesia tetap bercokol sebagai negara berpenduduk terbanyak
setelah RRC, India dan Amerika Serikat.
Semakin banyak pertumbuhan
penduduk di Indonesia namun tak sejalan dengan pertumbuhan pembangunan di
Indonesia sendiri. Sehingga menambah tingkat kemiskinan di Indonesia.
Seharusnya pemerintah menyeimbangi tingkat pertumbuhan penduduknya dengan
pertumbuhan pembangunan itu sendiri. Sehingga tingkat kemiskinan di Indonesia
paling tidak sedikit dapat teratasi.
Semoga
pemerintah kita dapat semakin konsen untuk memikirkan nasib penduduk nya
khususnya warga miskin, yang segala pelayanan kesehatan atau umum lainnya dapat
dirasakan seluruh penduduk di Negara Indonesia ini.
A.
Sensus
Kependudukan
Sensus
penduduk (cacah jiwa) adalah pengumpulan, pengolahan, penyajian dan
penyebarluasan data kependudukan. Jumlah penduduk ditentukan oleh :
1.
Angka
kelahiran
Kelahiran bersifat menambah jumlah penduduk. Ada beberapa
faktor yang menghambat kelahiran (anti natalitas) dan yang mendukung kelahiran
(pro natalitas) .
Faktor-faktor penunjang
kelahiran (pro-natalitas) antara lain :
a.
Kawin pada usia muda, karena ada
anggapan bila terlambat kawin keuarga akan malu.
b.
Anak dianggap sebagai sumber tenaga
keluarga untuk membantu orang tua.
c.
Anggapan bahwa banyak anak banyak
rejeki.
d.
Anak menjadi kebanggan bagi orang tua.
e.
Anngapan bahwa penerus keturunan adalah
anak laki-laki, sehingga bila belum ada anak laki-laki, orang akan ingin
mempunyai anak lagi.
Faktor
pro-natalitas mengakibatkan pertambahan jumlah penduduk menjadi besar.
Faktor-faktor penghambat kelahiran (anti-natalitas), antara lain :
a.
Adanya
program Keluarga Berencana yang mengupayakan pembatasan jumlah anak.
b.
Adanya
ketentuan batas usia menikah, untuk wanita minimal berusia 16 tahun dan bagi
laki-laki minimal 19 tahun.
c.
Anggapan anak
menjadi beban keluarga dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
d.
Adanya
pembatasan tunjangan untuk pegawai negeri yaitu tunjangan anak diberikan hanya
sampai anak ke-2.
e.
Penundaan
kawin sampai selesai pendidikan akan memperoleh pekerjaan.
2.
Angka
kematian
Kematian
bersifat mengurangi jumlah penduduk. Banyaknya angka kematian sangat
dipengaruhi oleh beberapa faktor pendukung kematian (pro-mortalitas) dan faktor
penghambat kematian (anti-mortalitas).
a.
Faktor
pendukung kematian ( pro-mortalitas )
Faktor ini mengakibatkan jumlah
kematian semakin besar. Yang termasuk faktor ini adalah :
® Sarana kesehatan yang kurang memadai
® Rendahnya kesadaran massyarakat
terhadap kesehatan
® Terjadinya berbagai bencana alam
® Terjadinya peperangan
® Terjadinya kecelakaan lalu lintas
dan industri
® Tindakan bunuh diri dan pembunuhan.
b.
Faktor
penghambat kematian ( anti-mortalitas )
Faktor
ini dapat mengakibatkan tingkat kematian rendah. Yang termasuk faktor ini
adalah :
® Lingkungan hidup sehat
® Fasilitas kesehatan tersedia dengan
lengkap
® Ajaran agam melarang bunuh diri dan
membunuh orang lain
® Tingkat kesehatan massyarakat tinggi
® Semakin tinggi tingkat pendidikan
penduduk
3.
Perpindahan
penduduk
Migrasi ada
dua, migrasi yang dapat menambah jumlah penduduk disebut migrasi masuk ( imigrasi
), dan yang dapat mengurangi jumlah penduduk disebut migrasi keluar (emigrasi).
Berdasarkan Sensus Penduduk 2010, jumlah
penduduk Indonesia sudah mencapai 237,6 juta jiwa atau bertambah 32,5 juta jiwa
sejak tahun 2000. Artinya, setiap tahun selama periode 1990-2000, jumlah
penduduk bertambah 3,25 juta jiwa. Jika di alokasikan ke setiap bulan maka
setiap bulannya penduduk Indonesia bertambah sebanyak 270.833 jiwa atau sebesar
0,27 juta jiwa.
Jumlah penduduk Indonesia dari
tahun ke tahun terus mengalami peningkatan dengan laju pertumbuhan yang tinggi
pula. Jumlah penduduk Indonesia dari tahun 1971-2010 serta pertumbuhannya
adalah sebagai berikut
Tabel jumlah
penduduk Indonesia
|
|
Provinsi
|
Penduduk
|
1971
|
1980
|
1990
|
1995
|
2000
|
2010*)
|
Aceh
|
2.008.595
|
2.611.271
|
3.416.156
|
3.847.583
|
3.930.905
|
4.494.410
|
Sumatera Utara
|
6.621.831
|
8.360.894
|
10.256.027
|
11.114.667
|
11.649.655
|
12.982.204
|
Sumatera Barat
|
2.793.196
|
3.406.816
|
4.000.207
|
4.323.170
|
4.248.931
|
4.846.909
|
R i a u
|
1.641.545
|
2.168.535
|
3.303.976
|
3.900.534
|
4.957.627
|
5.538.367
|
J a m b i
|
1.006.084
|
1.445.994
|
2.020.568
|
2.369.959
|
2.413.846
|
3.092.265
|
Sumatera Selatan
|
3.440.573
|
4.629.801
|
6.313.074
|
7.207.545
|
6.899.675
|
7.450.394
|
B e n g k u l u
|
519.316
|
768.064
|
1.179.122
|
1.409.117
|
1.567.432
|
1.715.518
|
L a m p u n g
|
2.777.008
|
4.624.785
|
6.017.573
|
6.657.759
|
6.741.439
|
7.608.405
|
Kep. Bangka Belitung
|
-
|
-
|
-
|
-
|
900.197
|
1.223.296
|
Kepulauan Riau
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
1.679.163
|
DKI Jakarta
|
4.579.303
|
6.503.449
|
8.259.266
|
9.112.652
|
8.389.443
|
9.607.787
|
Jawa Barat
|
21.623.529
|
27453525
|
35.384.352
|
39.206.787
|
35.729.537
|
43.053.732
|
Jawa Tengah
|
21.877.136
|
25372889
|
28.520.643
|
29.653.266
|
31.228.940
|
32.382.657
|
DI Yogyakarta
|
2.489.360
|
2.750.813
|
2.913.054
|
2.916.779
|
3.122.268
|
3.457.491
|
Jawa Timur
|
25.516.999
|
29188852
|
32.503.991
|
33.844.002
|
34.783.640
|
37.476.757
|
Banten
|
-
|
-
|
-
|
-
|
8.098.780
|
10.632.166
|
B a l i
|
2.120.322
|
2.469.930
|
2.777.811
|
2.895.649
|
3.151.162
|
3.890.757
|
Nusa Tenggara Barat
|
2.203.465
|
2.724.664
|
3.369.649
|
3.645.713
|
4.009.261
|
4.500.212
|
Nusa Tenggara Timur
|
2.295.287
|
2.737.166
|
3.268.644
|
3.577.472
|
3.952.279
|
4.683.827
|
Kalimantan Barat
|
2.019.936
|
2.486.068
|
3.229.153
|
3.635.730
|
4.034.198
|
4.395.983
|
Kalimantan Tengah
|
701.936
|
954.353
|
1.396.486
|
1.627.453
|
1.857.000
|
2.212.089
|
Kalimantan Selatan
|
1.699.105
|
2.064.649
|
2.597.572
|
2.893.477
|
2.985.240
|
3.626.616
|
Kalimantan Timur
|
733.797
|
1.218.016
|
1.876.663
|
2.314.183
|
2.455.120
|
3.553.143
|
Sulawesi Utara
|
1.718.543
|
2.115.384
|
2.478.119
|
2.649.093
|
2.012.098
|
2.270.596
|
Sulawesi Tengah
|
913.662
|
1.289.635
|
1.711.327
|
1.938.071
|
2.218.435
|
2.635.009
|
Sulawesi Selatan
|
5.180.576
|
6.062.212
|
6.981.646
|
7.558.368
|
8.059.627
|
8.034.776
|
Sulawesi Tenggara
|
714120
|
942.302
|
1.349.619
|
1.586.917
|
1.821.284
|
2.232.586
|
Gorontalo
|
-
|
-
|
-
|
-
|
835.044
|
1.040.164
|
Sulawesi Barat
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
1.158.651
|
M a l u k u
|
1.089.565
|
1.411.006
|
1.857.790
|
2.086.516
|
1.205.539
|
1.533.506
|
Maluku Utara
|
-
|
-
|
-
|
-
|
785.059
|
1.038.087
|
Papua Barat
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
760.422
|
Papua
|
923440
|
1.173.875
|
1.648.708
|
1.942.627
|
2.220.934
|
2.833.381
|
INDONESIA
|
119.208.229
|
147.490.298
|
179.378.946
|
194.754.808
|
206.264.595
|
237.641.326
|
|
|
|
|
|
|
|
Distribusi
penduduk Indonesia dalam presentase
|
|
Pulau
|
Presentase
|
Pulau Sumatra
|
21 %
|
Pulau Sulawesi
|
7 %
|
Pulau Kalimantan
|
6 %
|
Pulau Jawa
|
58 %
|
Papua dan Maluku
|
3 %
|
Bali dan Nusa Tenggara
|
6 %
|
B.
Ketenagakerjaan
Indonesia
Tenaga
kerja merupakan penduduk yang berada dalam
usia kerja. Menurut UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa
tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna
menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun
unTeks miringtuk masyarakat. Secara garis besar penduduk suatu negara
dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja.
Penduduk tergolong tenaga kerja jika penduduk tersebut telah memasuki usia
kerja. Batas usia kerja yang berlaku di Indonesia adalah berumur 15 tahun – 64 tahun.
Menurut pengertian ini, setiap orang yang mampu bekerja disebut sebagai tenaga
kerja. Ada banyak pendapat mengenai usia dari para tenaga kerja ini, ada yang
menyebutkan di atas 17 tahun ada pula yang menyebutkan di atas 20 tahun, bahkan
ada yang menyebutkan di atas 7 tahun karena anak-anak jalanan sudah termasuk
tenaga kerja. Di Indonesia ketenagakerjaan di bagi menjadi beberapa klasifikasi
berdasarkan :
1.
Berdasarkan
Penduduknya
a.
Tenaga
Kerja
Tenaga kerja adalah
seluruh jumlah penduduk yang dianggap dapat bekerja dan sanggup bekerja jika
tidak ada permintaan kerja. Menurut Undang-Undang Tenaga Kerja, mereka yang
dikelompokkan sebagai tenaga kerja yaitu mereka yang berusia antara 15 tahun
sampai dengan 64 tahun.
b.
Bukan
Tenaga Kerja
Bukan
tenaga kerja adalah mereka yang dianggap tidak mampu dan tidak mau bekerja,
meskipun ada permintaan bekerja. Menurut Undang-Undang Tenaga Kerja No. 13
Tahun 2003, mereka adalah penduduk di luar usia, yaitu mereka yang berusia di
bawah 15 tahun dan berusia di atas 64 tahun. Contoh kelompok ini adalah para
pensiunan, para lansia (lanjut usia) dan anak-anak.
2.
Berdasarkan
Batas Kerja
a.
Angaktan
Kerja
Angkatan
kerja adalah penduduk usia produktif yang berusia 15-64 tahun yang sudah
mempunyai pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja, maupun yang sedang aktif
mencari pekerjaan.
b.
Bukan
Angkatan Kerja
Bukan
angkatan kerja adalah mereka yang berumur 10 tahun ke atas yang kegiatannya
hanya bersekolah, mengurus rumah tangga dan sebagainya. Contoh kelompok ini
adalah: anak sekolah dan mahasiswa, para ibu rumah tangga, orang cacat, dan
para pengangguran sukarela.
3.
Berdasarkan
Kualitasnya
a.
Tenaga
Kerja Terdidik
Tenaga kerja terdidik
adalah tenaga kerja yang memiliki suatu keahlian atau kemahiran dalam bidang
tertentu dengan cara sekolah atau pendidikan formal dan nonformal. Contohnya:
pengacara, dokter, guru, dan lain-lain.
b.
Tenaga
Kerja Terampil
Tenaga kerja terampil
adalah tenaga kerjayang memiliki keahlian dalam bidang tertentudengan melalui
pengalaman kerja. Tenaga kerja terampil ini dibutuhkan latihan secara
berulang-ulang sehingga mampu menguasai pekerjaan tersebut. Contohnya: apoteker, ahli bedah, mekanik, dan lain-lain.
c.
Tenaga
Kerja tidak Terdidik
Tenaga
kerja tidak terdidik adalah tenaga kerja kasar yang hanya mengandalkan tenaga
saja. Contoh: kuli, buruh angkut, pembantu rumah tangga, dan sebagainya.
Di Indonesia
pun terdapat permasalahan yang berhubungan dengan ketenagakerjaan, berikut ini
beberapa permasalahan ketenagakerjaan Indonesia :
1.
Rendahnya
kualitas tenaga kerja
Kualitas tenaga kerja
dalam suatu negara dapat ditentukan denganmelihat tingkat pendidikan negara
tersebut. Sebagian besar tenaga kerja di Indonesia, tingkat pendidikannya masih
rendah. Hal ini menyebabkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi
rendah. Minimnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan
rendahnya produktivitas tenaga kerja, sehingga hal ini akan berpengaruh
terhadaprendahnya kualitas hasil produksi barang dan jasa.
2.
Jumlah
angkatan kerja yang tidak sebanding dengan kesempatan kerja
Meningkatnya jumlah
angkatan kerja yang tidak diimbangi oleh perluasan lapangan kerja akan membawa
beban tersendiri bagi perekonomian. Angkatan kerja yang tidak tertampung dalam
lapangan kerja akan menyebabkan pengangguran. Padahal harapan pemerintah,
semakin banyaknya jumlah angkatan kerja bisa menjadi pendorong pembangunan
ekonomi.
3.
Persebaran
tenaga kerja yang tidak merata
Sebagian besar tenaga kerja di Indonesia
berada di Pulau Jawa.
Sementara di daerah lain masih kekurangan tenaga kerja, terutama untuk sektor pertanian,
perkebunan, dan kehutanan.Dengan demikian di Pulau Jawa banyak terjadi
pengangguran, sementara di daerah lain masih banyak sumber daya
alam yang belum dikelola secara maksimal.
4.
Pengangguran
Terjadinya krisis
ekonomi di Indonesia banyak mengakibatkan industri di Indonesia mengalami
gulung tikar. Akibatnya, banyak pula tenaga kerja yang berhenti bekerja. Selain
itu, banyaknya perusahaan yang gulung tikar mengakibatkan semakin sempitnya
lapangan kerja yang ada. Di sisi lain jumlah angkatan kerja terus meningkat.
Dengan demikian pengangguran akan semakin banyak.
Kesimpulan
Perkembangan
penduduk adalah perubahan jumlah penduduk di suatu wilayah tertentu pada waktu
tertentu dibandingkan waktu sebelumnya Adapun faktor - faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan penduduk adalah kelahiran, kematian, dan perpindahan penduduk.
Kelahiran dan kematian dinamakan faktor alami sedangkan perpindahan penduduk
adalah faktor non alami. Migrasi ada dua yaitu migrasi masuk yang artinya
menambah jumlah penduduk sedangkan migrasi keluar adalah mengurangi jumlah
penduduk. Migrasi itu biasa terjadi karena pada tempat orang itu tinggal kurang
ada fasilitas yang memadai. Dan masalah perkembangan penduduk sangat pesat dinegara berkembang
disebabkan noleh penurunan tingkat kematian dengan tidak diikuti oleh penurunan
angka kelahiran dan kematian, dan perpindahan penduduk dari negara lain secara
alamiah.
DAFTAR
PUSTAKA
http://www.slideshare.net/hannitaandriani/perkembangan-penduduk-indonesia-10441186
http://www.slideshare.net/hendricksonsagala/perkembangan-penduduk-indonesia-10368568
http://kepadatan2000av.blogspot.com/
http://alf14n08.wordpress.com/2011/11/12/perkembangan-penduduk-indonesia/
http://id.shvoong.com/social-sciences/anthropology/2099155-persebaran-penduduk-indonesia/
http://febrina2011.blogspot.com/2012/04/perkembangan-kependudukan-dan.html
Sensus
Penduduk 1971, 1980, 1990, 2000 dan Sensus Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 1995