Senin, 13 Oktober 2014

KASUS PELANGGARAN ETIKA PROFESI AKUNTANSI




ANGGOTA KELOMPOK
·       Arum Andiyani                  (21211205)
·       Diana Aprianti                   (22211042)
·       Hendri Sugiyatna               (28211681)       
·       Islami Arastantia                (23211728)
·       Putri Dwi Rizki                  (25211641)





KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Kasus Pelanggaran Etika Profesi Akuntansi “ tepat pada waktunya. Adapun maksud dan tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk mengaplikasikan pengetahuan mengenai etika profesi akuntansi berdasarkan teori-teori yang telah penulis peroleh selama dibangku kuliah dan sekaligus untuk memenuhi tugas softskill.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan dan membantu dalam penyelesaian pembuatan makalah ini, dalam hal ini penulis menyadari bahwa pembuatan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan dari semua pihak  dan dengan segala kerendahan hati semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak yag membutuhkan sehingga dapat memberikan sumbangan pengetahuan bagi para pembaca.


                                                                                 Bekasi, Oktober 2014

                                                           
                                                                                                                 Penulis




BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Era globalisasi pada saat ini banyak terjadi kasus pelanggaran etika, dimana pelanggaran ini terjadi hampir pada setiap kalangan, baik kalangan atas, menengah maupun kalangan bawah. Pelanggaran-pelanggaran etika yang terjadi tentunya sangat beragam baik dari hal yang sepele misalnya seperti membuang sampah sembarangan, hal ini telah termasuk kedalam kategori pelanggaran etika terhadap lingkungan yang tentunya berdampak besar bagi masyarakat itu sendiri, hingga pelanggaran-pelanggaran besar misalnya kasus korupsi, suap, nepotisme dan sebagainya yang telah marak saat ini, dan sudah bukan menjadi rahasia umum bahwa setiap pelanggaran tentu saja memiliki dampak yang dapat merugikan semua pihak
Pelanggaran-pelanggaran etika juga dapat terjadi pada suatu profesi,oleh karena itu setiap profesi tentunya memiliki sebuah etika yang harus dipatuhi, dengan adanya sebuah etika maka setiap tindakan dan perbuatan dapat dikontrol sehingga dapat membedakan hal yang harus dilakukan maupun hal yang harus dihindarkan agar setiap tindakan dan perbutan yang dilakukan tidak sewenang-wenang. Etika sangat berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, dimana kebiasaan-kebiasaan baik tersebut akan melahirkan etika yang baik pada diri seseorang karena etka berkaitan dengan nilai-nilai, tatacara hidup yg baik, aturan hidup yg baik dan segala kebiasaan yg dianut dan diwariskan dari satu orang ke orang yang lain atau dari satu generasi ke generasi yang lain sehingga dimanapun dia berada tentunya dapat bersosialisasi dengan baik.
Di dalam akuntansi juga memiliki etika yang harus di patuhi oleh setiap anggotanya. Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia dimaksudkan sebagai panduan dan aturan bagi seluruh anggota, baik yang berpraktik sebagai akuntan publik, bekerja di lingkungan dunia usaha, pada instansi pemerintah, maupun di lingkungan dunia pendidikan dalam pemenuhan tanggung-jawab profesionalnya. Tujuan profesi akuntansi adalah memenuhi tanggung-jawabnya dengan standar profesionalisme tertinggi, mencapai tingkat kinerja tertinggi, dengan orientasi kepada kepentingan publik.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Etika

Etika berasal dari dari kata Yunani ‘Ethos’(jamak-ta etha), berarti adat istiadat Etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri seseorang maupun pada suatu masyarakat. Etika berkaitan dengan nilai-nilai, tatacara hidup yg baik, aturan hidup yg baik dan segala kebiasaan yg dianut dan diwariskan dari satu orang ke orang yang lain atau dari satu generasi ke generasi yg lain.
Di dalam akuntansi juga memiliki etika yang harus di patuhi oleh setiap anggotanya. Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia dimaksudkan sebagai panduan dan aturan bagi seluruh anggota, baik yang berpraktik sebagai akuntan publik, bekerja di lingkungan dunia usaha, pada instansi pemerintah, maupun di lingkungan dunia pendidikan dalam pemenuhan tanggung-jawab profesionalnya. Tujuan profesi akuntansi adalah memenuhi tanggung-jawabnya dengan standar profesionalisme tertinggi, mencapai tingkat kinerja tertinggi, dengan orientasi kepada kepentingan publik. Untuk mencapai tujuan tersebut terdapat empat kebutuhan dasar yang harus dipenuhi:
·           Profesionalisme, Diperlukan individu yang dengan jelas dapat diidentifikasikan oleh pemakai jasa
·           Akuntan ,sebagai profesional di bidang akuntansi.
·           Kualitas Jasa, Terdapatnya keyakinan bahwa semua jasa yang diperoleh dari akuntan diberikan dengan standar kinerja tertinggi.
·           Kepercayaan, Pemakai jasa akuntan harus dapat merasa yakin bahwa terdapat kerangka etika profesional yang melandasi pemberian jasa oleh akuntan.
Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia terdiri dari tiga bagian:
Ø  Prinsip Etika,
Ø  Aturan Etika, dan
Ø  Interpretasi Aturan Etika
2.2 Prinsip Etika Profesi Akuntan

Prinsip Etika memberikan kerangka dasar bagi Aturan Etika, yang mengatur pelaksanaan pemberian jasa profesional oleh anggota. Prinsip Etika disahkan oleh Kongres dan berlaku bagi seluruh anggota, sedangkan Aturan Etika disahkan oleh Rapat Anggota Himpunan dan hanya mengikat anggota Himpunan yang bersangkutan. Interpretasi Aturan Etika merupakan interpretasi yang dikeluarkan oleh Badan yang dibentuk oleh Himpunan setelah memperhatikan tanggapan dari anggota, dan pihak-pihak berkepentingan lainnya, sebagai panduan dalam penerapan Aturan Etika, tanpa dimaksudkan untuk membatasi lingkup dan penerapannya.
§  Prinsip Pertama – Tanggung Jawab Profesi
Dalam melaksanakan tanggung-jawabnya sebagai profesional setiap anggota harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya.
§  Prinsip Kedua – Kepentingan Publik
Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukkan komitmen atas profesionalisme.
§  Prinsip Ketiga – Integritas
Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin.
§  Prinsip Keempat – Obyektivitas
Setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya.
§  Prinsip Kelima – Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya tkngan kehati-hatian, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan keterampilan profesional pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh matifaat dari jasa profesional yang kompeten berdasarkan perkembangan praktik, legislasi dan teknik yang paling mutakhir.


§  Prinsip Keenam – Kerahasiaan
Setiap anggota harus, menghormati leerahasiaan informas iyang diperoleh selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hokum untuk mengungkapkannya

§  Prinsip Ketujuh – Perilaku Profesional
Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi

§  Prinsip Kedelapan – Standar Teknis
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan standar proesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati, anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektivitas.
 

2.3 Kepatuhan
Kepatuhan terhadap Kode Etik, seperti juga dengan semua standar dalam masyarakat terbuka, tergantung terutama sekali pada pemahaman dan tindakan sukarela anggota. Di samping itu, kepatuhan anggota juga ditentukan oleh adanya pemaksaan oleh sesama anggota dan oleh opini publik, dan pada akhirnya oleh adanya mekanisme pemrosesan pelanggaran Kode Etik oleh organisasi, apabila diperlukan, terhadap anggota yang tidak menaatinya. Jika perlu, anggota juga harus memperhatikan standar etik yang ditetapkan oleh badan pemerintahan yang mengatur bisnis klien atau menggunakan laporannya untuk mengevaluasi kepatuhan klien terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku.

v  Fungsi Etika yaitu :
·         Sarana untuk memperoleh orientasi kritis berhadapan dengan pelbagai moralitas yang   membingungkan.
·         Etika ingin menampilkanketrampilan intelektual yaitu ketrampilan untuk berargumentasi secara rasional dan kritis.
·         Orientasi etis ini diperlukan dalam mengabil sikap yang wajar dalam suasana pluralisme.


v Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pelanggaran Etika :
·       Kebutuhan Individu
·       Tidak Ada Pedoman
·       Perilaku dan Kebiasaan Individu Yang Terakumulasi dan Tak Dikoreksi
·       Lingkungan Yang Tidak Etis
·       Perilaku Dari Komunitas

v  Jenis-jenis Etika :
·       Etika umum yang berisi prinsip serta moral dasar .
·       Etika khusus atau etika terapan yang berlaku khusus.

v  Ada Tiga Prinsip Dasar Perilaku Yang Etis :
·         Hindari pelanggaran etika yang terlihat remeh. Meskipun tidak besar sekalipun, suatu ketika akan menyebabkan konsekuensi yang besar pada profesi.
·         Pusatkan perhatian pada reputasi jangka panjang. Disini harus diingat bahwa reputasi adalah yang paling berharga, bukan sekadar keuntungan jangka pendek.
·         Bersiaplah menghadapi konsekuensi yang kurang baik bila berpegang pada perilaku etis. Mungkin akuntan akan menghadapi masalah karier jika berpegang teguh pada etika. Namun sekali lagi, reputasi jauh lebih penting untuk dipertahankan.

v  Sanksi pelanggaran kode etik :
·         Mendapat peringatan
Pada tahap ini, si pelaku akan mendapatkan peringatan halus, misal jika seseorang menyebutkan suatu instansi terkait (namun belum parah tingkatannya) bisa saja ia akan menerima email yang berisi peringatan, jika tidak diklarifikasi kemungkinan untuk berlanjut ke tingkat selanjutnya, seperti peringatan keras ataupun lainnya
·         Pemblokiran
Mengupdate status yang berisi SARA, mengupload data yang mengandung unsur pornografi baik berupa image maupun .gif, seorang programmer yang mendistribusikan malware. Hal tersebut adalah contoh pelanggaran dalam kasus yang sangat berbeda-beda, kemungkinan untuk kasus tersebut adalah pemblokiran akun di mana si pelaku melakukan aksinya. Misal, sebuah akun pribadi sosial yang dengan sengaja membentuk grup yang melecehkan agama, dan ada pihak lain yang merasa tersinggung karenanya, ada kemungkinan akun tersebut akan dideactivated oleh server. Atau dalam web/blog yang terdapat konten porno yang mengakibatkan pemblokiran web/blog tersebut

·         Hukum Pidana/Perdata
Setiap penyelenggara negara, Orang, Badan Usaha, atau masyarakat yang dirugikan karena penggunaan Nama Domain secara tanpa hak oleh Orang lain, berhak mengajukan gugatan pembatalan Nama Domain dimaksud” (Pasal 23 ayat 3)
Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum melakukan tindakan apa pun yang berakibat terganggunya Sistem Elektronik dan/atau mengakibatkan Sistem Elektronik menjadi tidak bekerja sebagaimana mestinya” (Pasal 33) “Gugatan perdata dilakukan sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan” (Pasal 39) Adalah sebagian dari UUD RI No.11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik (UU ITE) yang terdiri dari 54 pasal.

2.4 Pengertian Suap

Suap adalah suatu tindakan dengan memberikan sejumlah uang atau barang atau perjanjian khusus kepada seseorang yang mempunyai otoritas atau yang dipercaya, contoh, para pejabat, dan membujuknya untuk merubah otoritasnya demi keuntungan orang yang memberikan uang atau barang atau perjanjian lainnya sebagai kompensasi sesuatu yang dia inginkan untuk menutupi tuntutan lainnya yang masih kurang.









BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Contoh Kasus

Dagelan tidak lucu sudah dipertontonkan oleh majelis hakim pengadilan tipikor Bandung yang mengadili perkara suap pajak dengan penyuap pegawai dari PT Gunung Mas Abadi Endang Dyah Lestari kepada kepala KPP Pratama Bogor Anggrah Suryo.

Majelis Hakim yang terdiri dari ketua majelis hakim Setyabudi, anggota majelis hakim Heri Sutanto dan Adriano memvonis Endang Dyah Lestari pegawai PT Gunung Mas Abadi hukuman 8 bulan 10 hari penjara dan denda Rp 50 juta karena terbukti secara sah dan meyakinkan menyuap Kepala KPP Pratama Bogor Anggrah Suryo sebesar Rp 300 juta untuk menurunkan pajak kurang bayar dari semula Rp 22 milyar menjadi Rp 1.2 milyar (kerugian negara Rp 20.8 milyar).

Hukuman ini sangat ringan, apalagi ini perkara korupsi pajak yang merupakan program prioritas pemerintah dan penegak hukum. Bandingkan dengan vonis 12 tahun penjara kepada Gayus Tambunan, Bahasyim Assifie dihukum 12 tahun penjara, Eddi Setiadi dihukum 7.5 tahun penjara, Dhana Widyamika dihukum 6 tahun penjara, atau bandingkan dengan bapaknya Parman, lurah di Jawa Timur dihukum 5 tahun penjara untuk korupsi Rp 5 juta.

Kerugian negara sebesar Rp 20.8 miliar terjadi karena Anggrah Suryo sebagai kepala KPP Pratama Bogor meminta anak buahnya di KPP Pratama Bogor (tim pemeriksa pajak) untuk mengeluarkan temuan atau koreksi pajak atas transaksi bos PT GEA Lukas Kurniawan sekitar Rp 29 miliar, padahal, PT GEA sendiri telah mengakui kebenaran koreksi tim pemeriksa pajak bahwa transaksi Lukas Kurniawan senilai Rp 29 miliar itu termasuk omzet perusahaan dan harus dikenakan pajak. Sim sala bim, Tim pemeriksa pajak mengikuti kemauan Anggrah Suryo, pajak PT Gunung Emas Abadi yang harus dibayarpun ikut berubah, dari semula Rp 22 miliar menjadi Rp 1.2 miliar.
Mengapa KPK memantau khusus hakim Setyabudi yang menyidangkan perkara suap pajak Anggrah Suryo dan Endang Dyah Lestari ? Hal ini dikarenakan KPK mempunyai kepentingan sebagai bentuk pengawasan. KPK yang menangkap tangan saat Anggrah dan Endang melakukan transaksi suap di perumahan Legenda Wisata Gunung Putri Kabupaten Bogor, 13 Juli 2012, dengan barang bukti uang senilai Rp 300 juta dari Endang ditemukan KPK dalam 2 amplop cokelat di dalam mobil Anggrah.

Hakim setyabudi tak sadar dipantau KPK, diawasi pergerakannya dan disadap telepon kantor maupun telepon genggamnya. Dasar nasib sedang apes, hakim setyabudi yang dipantau urusan pajak, malah tertangkap tangan menerima suap urusan bansos pemkot Bandung. Hal ini mengulang terjadinya tangkap tangan Hakim PN Jakarta Pusat Syarifuddin, yang dipantau secara khusus oleh tim penyelidik KPK, diawasi gerak geriknya, disadap teleponnya, karena menjadi ketua majelis hakim kasus korupsi gubernur Bengkulu Agusrin Najamuddin dimana akhirnya divonis bebas oleh Syarifuddin, namun tertangkap tangan menerima suap dari kurator PT Sky Camping Indonesia Puguh Wirawan dalam sengketa kepailitan di PN Jakarta Pusat.

Entah karena alasan apa, KPK lalu melimpahkan kasus ini ke Kejaksaan Tinggi Jawa Barat, padahal jika KPK menyidik sendiri perkara ini, dijamin akan banyak koruptor pajak yang masuk penjara, paling tidak tim pemeriksa pajak KPP Pratama Bogor dan Direktur PT Gunung Mas Abadi Lukas Kurniawan, bukan Endang yang hanya kurir suruhan Lukas.
Hukum memang terkadang tajam ke bawah, dan untuk orang-orang pintar dan mengerti hukum, hukum hanya jadi mainan dan objek jual beli. Hukum juga terkadang jadi objek pencitraan, tanpa pernah ada penegakan hukum yang sejati, yang sebenar-benarnya.

3.2 Sejarah Perusahaan
PT. Gunung Emas Abadi merupakan suatu perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan, dimana produksinya yakni tambang batubara. Perusahaan ini berlokasi di Tamiang Barito, Kalimantan Selatan.


3.2 Analisis
Dari kasus yang telah dipaparkan bahwa terjadi pelanggaran etika profesi akuntansi, hal ini jelas dapat dilihat dari berita tersebut bahwa salah satu pegawai PT. Gunung Emas Abadi melakukan suap terhadap KPP, seperti yang telah dipaparkan pula bahwa kasus suap tersebut dilakukan agar pembayaran pajak perusahaan hanya sebesar Rp 1.2 Miliar, padahal pajak yang seharusnya dibayarkan adalah sebesar  Rp 22 Miliar.

DAFTAR PUSTAKA



























Senin, 06 Oktober 2014

PELANGGARAN ETIKA DI MASYARAKAT

1 Oktober 2014
Hari ini adalah hari rabu. Hari ini saya harus ke depok karena ada kegiatan yang harus saya lakukan disana. Pagi hari saya berangkat jalanan sudah padat dipenuhi kendaraan bermotor. Saya dengan sabar terus berjalan dan sambil mencari tahu penyebab kemacetan ini. Akhirnya sumber kemacetan ini saya temukan yaitu disebabkan oleh banyaknya pengendara motor yang menerobos lampu merah. Hal seperti ini nampaknya sudah tidak aneh lagi di negara ini, padahal hal tersebut sudah jelas melanggar etika berkendara dan juga akan merugikan banyak pihak.  Pada siang hari  ketika makan siang di kantin ada 3 orang wanita yang duduk di meja sebelah saya. Mereka terus berbicara ketika makan.

2 Okotober 2014
Hari ini karena libur saya hanya berdiam diri dirumah. Bosan dirumah, saya pergi kerumah teman saya. Karena cukup jauh saya pergi dengan kendaraan. Di jalan ada pengendara motor didepan saya yang mengendarai kendaraannya sangat pelan di jalur kanan (jalur cepat). Saya klakson agar pengemudi tersebut berpindah ke lajur kiri, namun pengemudi masih tetep saja di jalur kanan. Ketika bersebelahan ternyata pengemudi tersebut sedang mendengarkan mp3. Sebelum sampai kerumah teman, saya mampir sejenak ke supermarket untuk beli cemilan. Ketika diantrian kasir datang seorang ibu-ibu langsung menyerobot antrian dengan alesan terburu buru (padahal sih engga).

3 Oktober 2014
Saat saya duduk di lobby  kampus hari ini saya melihat seorang mahasiswi berpakaian yang ketat dan bahannya bisa dibilang sangat tipis sehingga terlihat transparan. Banyak mahasiswa yang melihat ke arah mahasiswi itu ketika berjalan. Mahasiswi tersebut nampaknya mulai risih dan berjalan dengan cepat. (makanya kalo gamau diliatin ya jangan ngasih liat toh mbak). Oke lupakan mahasiswi itu, dia sudah berlalu. Tidak lama duduk di lobby, mendarat lah sebuah kapal-kapalan. Kapal-kapalan itu dilemparkan dari lantai 4 oleh mahasiswa yang tidak saya ketahui identitasnya. Alhasil kapal kapalan tersebut menjadi sampah di lobby.

4 Oktober 2014
Dimalam hari yang dingin, saya sedang asik santai ngumpul bareng temen-temen rumah. Tak lama kemudian datanglah teman kami satu orang lagi (sebut saja dia “jack”) , akhirnya dia ikut nimbrung, dia mengeluarkan dan menyalakan sepuntung rokok, udah gitu kadang-kadang asapnya disemburin kesebelahnya, yang terkena sembur menepuk tangan yg ngerokok sampe rokoknya jatoh, diinjak deh rokok tersebut sampai mati (sekalian buang sampah sembarangan).

5 Oktober 2014
Hari ini kebetulan libur karena hari minggu, trus kebetulan juga tanggal merah. Pagi ini saya sholat idul Adha di masjid dekat rumah. Ketika di perjalanan pulang setelah sholat, saya melihat anak kecil sedang saling mengejek. Sampai akhirnya salah satu dari anak itu marah dan mengeluarkan kata-kata mutiara (binatang dan lain sebagainya). Saya langsung menghampiri dan menyuruh mereka pulang kerumah.

6 Oktober 2014

Hari ini kuliah (lagi) dan masuk pagi. Saat masuk jam pelajaran pertama kelas masih sepi. Dosen pun masuk dengan mahasiswa yang seadanya. Satu persatu mahasiswa berdatangan, ada yang bersalaman ada yang tidak, ada yang minta maaf karena terlambat ada yang tidak, ada yang permisi ada yang tidak (namanya juga mahasiswa). Karena sudah mulai bosan dan jam mulai memasuki jam makan siang banyak mahasiswa yg tidak mendengarkan materi dari dosen, mengobrol, bercanda. Hari ini kuliah selesai jam setengah 2. Tanpa menunggu apapun saya langsung pulang kerumah dengan harapan menghindari macet. Ketika diperjalanan saya berjalan di jalur one way (satu arah bahasa Indonesianya), entah kenapa ada bapak bapak mengendarai sepeda motor datang dari arah berlawanan yang jelas-jelas ini jalan satu arah. Singkat cerita bapak itu hampir bertabrakan dengan saya. Kemudian dia malah marah-marah kepada saya sambil bilang “ini jalur saya” (hello ini one way pak). Saya membela diri karena saya merasa benar (emang bener sih) saya menunjuk rambu lalulintas yang kebetulan terliahat dari TKP. Bapak itu mungkin malu kalo salah dan kemudian pergi diam seribu bahasa.

Kamis, 26 Juni 2014

READING COMPREHENSION

The Reading Comprehension section of the TOEFL test consists of five reading passages, each followed by a number of reading comprehension and vocabulary questions. Topics of the reading passages are varied, but they are often informational subjects that might be studied in an American university: American history, literature, art, architecture, geology, geography, and astronomy, for example.

Time is definitely a factor in the Reading Comprehension section. Many students who take the TOEFL test note that they are unable to finish all the questions in this section. Therefore, you need to make the most efficient use of your time in this section to get the highest score. The following method is the best way of attacking a reading passage to get the most questions correct in a limited amount of time. In the new version of the TOEFL, the amount of about 50 items that include vocabulary, and reding comprehension.

1. Reading Comprehension
This section usually consists of five or six aas script (reading) short, each of which is followed by some questions, and peranyaan these questions must be answered in accordance with the information expressed or implied in the text.

2. Vocabulary
This section consists of loose sentences are some of the words or he underlined.

STRATEGIES FOR THE READING COMPREHENSION QUESTIONS
1)      Skim the reading passage to determine the main idea and the overall organization of ideas in the passage.
You do not need to understand every detail in a passage to answer the questions correctly. It is therefore a waste of time to read the passage with the intent of understanding every single detail before you try to answer the questions.

2)      Look ahead at the questions to determine what types of questions you must answer. Each type of question is answered in a different way.

3)      Find the section of the passage that deals with each question.
The question type tells you exactly where to look in the passage to find correct answers.
Ø  For main idea questions, look at the first line of each paragraph.
Ø  For directly and indirectly answered detail questions, choose a key word in the question, and skim for that key word (or a related idea) in order in the passage.
Ø  For vocabulary questions, the question will tell you where the word is located in the passage.
Ø  For where questions, the answers are found anywhere in the passage.

4)      Read the part of the passage that contains the answer carefully.
The answer will probably be in the same sentence (or one sentence before or after) the key word or idea.

5)      Choose the best answer to each question from the four answer choices listed in your test book.
 You can choose the best answer according to what is given in the appropriate section of the passage, eliminate definitely wrong answers, and mark your best guess on the answer sheet.



READING COMPREHENSION SAMPLE QUESTIONS
            The technology of the North American colonies did not differ strikingly from that of Europe, but in one respect, the colonists enjoyed a great advantage. Especially by comparison with Britain, Americans had a wonderfully plentiful supply of wood.

            The first colonists did not, as many people imagine, find an entire continent covered by a climax forest. Even along the Atlantic seaboard, the forest was broken at many points. Nevertheless, all sorts of fine trees abounded, and through the early colonial period, those who pushed westward encountered new forests. By the end of the colonial era, the price of wood had risen slightly in eastern cities, but wood was still
extremely abundant.

            The availability of wood brought advantages that have seldom been appreciated. Wood was a foundation of the economy. Houses and all manner of buildings were made of wood to a degree unknown in Britain. Secondly, wood was used as fuel for heating and cooking. Thirdly, it was used as the source of important industrial compounds, such as potash, an industrial alkali; charcoal, a component of gunpowder; and tannic acid, used for tanning leather.

            The supply of wood conferred advantages but had some negative aspects as well. Iron at that time was produced by heating iron ore with charcoal. Because Britain was so stripped of trees, she was unable to exploit her rich iron mines. But the American colonies had both iron ore and wood; iron production was encouraged and became successful. However, when Britain developed coke smelting, the Colonies did not follow suit because they had plenty of wood and besides, charcoal iron was stronger than coke iron. Coke smelting led to technologic innovations and was linked to the emergence of the Industrial Revolution. In the early nineteenth century, the former colonies lagged behind Britain in industrial development because their supply of wood led them to cling to charcoal iron. (Paragraph 4)

1. What does the passage mainly discuss?
(A) The advantages of using wood in the colonies
(B) The effects of an abundance of wood on the colonies
(C) The roots of the Industrial Revolution
(D) The difference between charcoal iron and coke iron

2. The word strikingly in the first paragraph is closest in meaning to
(A) realistically.
(B) dramatically.
(C) completely.
(D) immediately.

3. Which of the following is a common assumption about the forests of North America during the colonial period?
(A) They contained only a few types of trees.
(B) They existed only along the Atlantic seaboard.
(C) They had little or no economic value.
(D) They covered the entire continent.

4. According to the passage, by the end of the colonial period, the price of wood in eastern cities
(A) rose quickly because wood was becoming so scarce.
(B) was much higher than it was in Britain.
(C) was slightly higher than in previous years.
(D) decreased rapidly because of lower demand for wood.

5. What can be inferred about houses in Britain during the period written about in the passage?
(A) They were more expensive than American houses.
(B) They were generally built with imported materials.
(C) They were typically smaller than homes in North America.
(D) They were usually built from materials other than wood

6. Why does the author mention gunpowder in paragraph 3?
(A) To illustrate the negative aspects of some industrial processes
(B) To give an example of a product made with wood compounds
(C) To remind readers that the colonial era ended in warfare
(D) To suggest that wood was not the only important product of the colonies

7. The phrase follow suit in paragraph 4 means...
(A) do the same thing.
(B) make an attempt.
(C) have the opportunity.
(D) take a risk.

8. According to the passage, why was the use of coke smelting advantageous?
(A) It led to advances in technology.
(B) It was less expensive than wood smelting.
(C) It produced a stronger type of iron than wood smelting.
(D) It stimulated the demand for wood.

Answer key for reading comprehension:
  1. B
  2. B
  3. D
  4. C
  5. D
  6. B
  7. A
  8. A

SUMBER : Irham Ali Saifuddin, 2005, Buku Pintar TOEFL, DIVA Press, Yogyakarta.