Minggu, 29 April 2012

PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN KETENAGAKERJAAN INDONESIA (1986-2011)



A.           Perkembangan Kependudukan
            Perkembangan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk di suatu wilayah tertentu pada waktu tertentu dibandingkan waktu sebelumnya Adapun faktor - faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk adalah kelahiran, kematian, dan perpindahan penduduk. Kelahiran dan kematian dinamakan faktor alami sedangkan perpindahan penduduk adalah faktor non alami. Migrasi ada dua yaitu migrasi masuk yang artinya menambah jumlah penduduk sedangkan migrasi keluar adalah mengurangi jumlah penduduk. Migrasi itu biasa terjadi karena pada tempat orang itu tinggal kurang ada fasilitas yang memadai.
                        Dalam demografi dan ekologi, nilai pertumbuhan penduduk (NPP) adalah nilai kecil dimana jumlah individu dalam sebuah populasi meningkat. NPP hanya merujuk pada perubahan populasi pada periode waktu unit, sering diartikan sebagai prensesntase jumlah individu dalam populasi ketika dimulainya periode. Ini dapat dituliskan dalam rumus : P = Poekt . cara yang paling umum untuk menghitung pertumbuhan penduduk adalah rasio, bukan nilai. Perubahan populasi pada periode waktu unit dihitung sebagai presentase populasi ketika dimulainya periode.
            Pertumbuhan Penduduk dan Tingkat Pendidikan, tiga alasan mengapa pertumbuhan penduduk yang tinggi akan menghambat pembangunan. Meningkatkan konsumsi saat ini dan investasi yang dibutuhkan untuk membuat konsumsi dimasa yang akan datang. Rendahnya sumber daya perkapita akan menyebabkan penduduk tumbuh lebih cepat yang pada gilirannya membuat investasi dalam kualitas manusia semakin sulit. Fakta menunjukkan aspek kunci dalam pembangunan adalah penduduk yang semakin terampil dan berpendidikan. Di banyak negara dimana penduduknya masih amat bergantung dengan sektor pertanian, pertumbuhan penduduk mengancam keseimbangan sumberdaya alam karena pertumbuhan penduduk memperlambat perpindahan penduduk dari struktur pertanian modern dan pekerja modern lainnya. Pertumbuhan penduduk yang cepat membuat semakin sulit melakukan perubahan yang dibutuhkan untuk meningkatkan perubahan ekonomi dan sosial. Secara nasional, laju pertumbuhan penduduk relatif masih cepat walaupun ada kecenderungan menurun.
            Pertumbuhan Penduduk dan Penyakit yang berkaitan dengan Lingkungan hidup. Penduduk tidak akan jauh dengan masalah kesehatan atau penyakit yang melanda penduduk tersebut,dikarenakan lingkungan yang kurang terawat ataupun pemukiman yang kumuh, seperti limbah pabrik, selokan yang tidak terawat yang menyebabkan segala penyakit akan melanda para penghuni wilayah tersebut yang mengakibatkan kematian dan terjadi pengurangan jumlah penduduk. Untuk menjamin kesehatan bagi semua orang di lingkunan yang sehat, perlu jauh lebih banyak daripada hanya penggunaan teknologi medikal, atau usaha sendiri dalam semua sektor kesehatan.
            Pertumbuhan Penduduk dan Kelaparan Jumlah penduduk disuatu wilayah saat ini sangat mencemaskan selain bertambahnya jumlah penduduk maka semakin sempit pula bagi mereka yang untuk mendapatkan lapangan pekerjaan ataupun untuk mencari mata pencarian mereka untuk menjalani kebutuhan hidup, karena dapat menimbulkan angka kelaparan di bangsa ini akan bertambah yang disebabkan masalah tadi seperti sulitnya untuk berusaha mendapatkan kerja untuk mencukupi kebutuhan hidup karena semakin padatnya penduduk maka semakin sempit pula peluang mereka untuk mendapatkan kebutuhan yang mereka inginkan. Maka dari itu semoga pemerintah bisa lebih tegas lagi untuk menjalankan program tersebut di antaranya mencegah orang untuk bermigrasi, karena dengan migrasi banyak orang yang menganggur dan menyusahkan pemerintah untuk menyensus selain itu para migrasi yang tidak bekerja hanya menjadi pengemis jalanan yang menyebabkan kepadatan penduduk yang sia – sia dan menyebabkan banyak orang yang kelaparan yang bisa mengakibatkan kematian.
            Negara Indonesia merupakan negara yang besar dan beraneka ragam etnis serta budaya. Kemajuan negara sesungguhnya tergantung kepada tingkat pendidikan di Negara tersebut, kualitas serta mutu pendidikan yang tingi dapat menjadi jaminan untuk kemajuan dan kesejahteraan negara. Di tengah pertambahan jumlah penduduk yang semakin tidak terkontrol membuat peningkatan kualitas di dunia pendidikan merupakan pilihan yang harus dikedepankan. Perombakan sistem ketransmigrasian juga akan mendukung pemerataan penduduk. Jadi, peningkatan kualitas Pendidikan dan keefektifan pola transmigrasi dapat memperbaiki kuterpurukan dalam mengurus kepadatan penduduk yang semakin hari kian membludak.
            Pertumbuhan penduduk dipengaruhi Tingkat pendidikan, Penyakit yang Berkaitan dengan Lingkungan Hidup, Kelaparan, Kemiskinan dan Keterbelakangan. Maka kita harus bisa memperbaiki semua masalah itu, dan mulai mencari jalan keluar yang terbaik agar semua permasalahan dinegara kita bisa terselesaikan. Dan massyarakatnya pun bisa hidup dengan sejahtera, karena tidak dipungkiri bahwa Indonesia merupakan Negara yang kaya akan Sumber Daya Alam. Jadi tidak masuk akal.
            Yang mendasari perkembangan penduduk di Indonesia adalah banyaknya massyarakat yang menikahkan anaknya yang masih muda. Dan gagalnya program keluarga berencana yang di usung oleh pemerintah untuk menekan jumlah penduduk. Karena faktor–faktor tersebut tidak berjalan dengan semestinya, maka penduduk Indonesia tidak terkendali dalam perkembangannya. Seharusnya dengan dua orang anak cukup, maka ini lebih dari dua orang dalam setiap suami istri. Karena perkembangan penduduk yang sangat tidak terkendali, maka banyak terjadinya kemiskinan, pengangguran, kriminalitas, gelandangan, anak jalanan, dan sebagainya. Dan masalah permukiman yang tidak efisien lagi. Banyaknya rumah yang lingkungannya kumuh dapat menyebabkan berbagaimacam penyakit. Oleh sebab itu, 50% penduduk Indonesia hidup dalam kemiskinan dan keterbelakangan pendidikan.
                        Ketika pertumbuhan pendududk dapat melewati kapasitas muat suatu masalah atau lingkunganhasilnya berakhir dengan kelebihan penduduk. Gangguan dalam populasi manusia dapat menyebabkan maslaha seperti polusi dan kemacetan lalu lintas, meskipundapat ditutup peubahan teknologi dan ekonomi. Wilayah tersebut dapat dianggap “kurang penduduk” bila populasi tidak cukup besar untuk mengelola sebuah sistem ekonomi. Saat ini percepatan pertumbuhan penduduk mencapai 1.3 % per tahun. Ini sudah mencapai titik yang membahayakan dan harus segera ditekan dengan penggalakan program Keluarga Berencana (KB). Jika mengatasi upaya laju pertumbuhan penduduk ini tidak dilaksanakan dengan sungguh-sungguh, maka mustahil sasaran perbaikan kesejahteraan rakyat dapat tercapai. Oleh karena itu kita memerlukan terobosan-terobosan baru untuk menegndalikan pertumbuhan penduduk melalui program-program yang sudah dicanangkan oleh pemerintah, seperti KB.
B.            Penyebaran Kependudukan
               Persebaran atau distribusi penduduk adalah bentuk penyebaran penduduk di suatu wilayah atau negara, apakah penduduk tersebut tersebar merata atau tidak. Penyebaran kependuduk di suatu wilayah dipengaruhi oleh tiga komponen yaitu:
1.      Fertilitas sebagai istilah demografi diartikan sebagai hasil reproduksi yang nyatadari seorang wanita atau sekelompok wanita
2.      Mortalitas atau kematian adalah peristiwa menghilangnya semua tanda-tandakehidupan secara permanen yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup.
3.      Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap di suatutempat ke tempat lain melampui batas politik/negara ataupun batas administratifatau
               Meskipun masalah kependudukan telah lama diperbincangkan di kalangan masyarakat, namun baru di sekitar abad ke–18 banyak diantaranya yang mulai menganalisis masalah kependudukan secara sitematis. Meskipun banyak para ahli yang menulis tentang masalah kependudukan di dunia, akan tetapi diantara tokoh-tokoh yang dianggap pakar ilmu kependudukan klasik adalah Thomas Malthus dan Karl Marx, sedangkan untuk generasi berikutnya yang paling menonjol adalah Warren Thompson dengan teori demografi transisinya. Di Indonesia sendiri dalam penyebaran kependudukannya kurang merata yang mengakibatkan terjadinya kepadatan, kepadatan ini bisa dibedakan menjadi 2 macam yaitu :
1.         Kepadatan penduduk aritmatik sangat mudah dalam perhitungannya. Data kepadatan penduduk aritmatik sangat bermanfaat. Contohnya adalah dengan diketahui tingkat kepadatan penduduk di suatu wilayah, maka dapat digunakan untuk perencanaan penyediaan fasilitas sosial. Jika pada suatu daerah memiliki kepadatan penduduk aritmatik yang rendah, maka penyediaan fasilitas kesehatan, seperti puskesmas dapat digabung dengan daerah yang berdekatan.
2.        

Kepadatan penduduk Indonesia antara pulau yang satu dan pulau yang lain tidak seimbang. Selain itu, kepadatan penduduk antara provinsi yang satu dengan provinsi yang lain juga tidak seimbang. Hal ini disebabkan karena persebaran penduduk tidak merata. Sebagian besar penduduk Indonesia terkonsentrasi di pulau Jawa dan Madura. Padahal, luas wilayah pulau Jawa dan Madura hanya sebagian kecil dari luas wilayah negara Indonesia. Akibatnya, pulau Jawa dan Madura memiliki tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, sedangkan di daerah-daerah lain tingkat penduduknya rendah. Provinsi yang paling padat penduduknya adalah Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta. Kepadatan penduduk erat kaitannya dengan kemampuan wilayah dalam mendukung kehidupan penduduknya. Daya dukung lingkungan dari berbagai daerah di Indonesia tidak sama. Daya dukung lingkungan pulau Jawa lebih tinggi dibandingkan dengan pulau-pulau lain, sehingga setiap satuan luas di Pulau Jawa dapat mendukung kehidupan yang lebih tinggi dibandingkan dengan, misalnya di Kalimantan, Papua, Sulawesi, dan Sumatra. Kemampuan suatu wilayah dalam mendukung kehidupan itu ada batasnya. Apabila kemampuan wilayah dalam mendukung lingkungan terlampau, dapat berakibat pada terjadinya tekanan=tekanan penduduk. Jadi, meskipun di Jawa daya dukung lingkungannya tinggi, namun juga perlu diingat batas kemampuan wilayah ter sebut dalam mendukung kehidupan

Adapun faktor – faktor yang menyebabkan terjadinya persebaran penduduk :

1.  Kesuburan tanah, daerah atau wilayah yang ditempati banyak penduduk, karena dapat dijadikan sebagai lahan bercocok tanam dan sebaliknya.
2.   Iklim, wilayah yang beriklim terlalu panas, terlalu dingin, dan terlalu basah biasanya tidak disenangi sebagai tempat tinggal
3.      Topografi atau bentuk permukaan tanah pada umumnya masyarakat banyak bertempat tinggal di daerah datar
4.      Sumber air
5.      Perhubangan atau transportasi


A.           Laju Pertumbuhan Penduduk
               Nampaknya sukar untuk mengetahui secara tepat kapan munculnya makhluk yang disebut homo sapiens (manusia) di dunia ini. para ahli memperkirakan pada sekitar 35.0000 tahun yang lalu. Waktunya mungkin tidak dipermasalahkan akan tetapi yang lebih jelas angka pertambahan pendudukannya sangat lambat. Untuk mengetahui laju pertumbuhan penduduk didunia. Perhatikan tabel dibawah ini.
Tahun
Jumlah Penduduk
Keterangan
1 (Sesudah Masehi)
250 juta
Membutuhkan waktu 35.000 tahun untuk mencapai jumlah penduduk 250 juta orang
1650
500 juta
Jadi diperlukan waktu sekitar 1650 tahun menjadikan penduduk dunia dua kali lipat
1850
1 milyar
Masih diperlukan waktu sekitar 200 tahun untuk menjadikan penduduk dua kali lipat dari jumlah sebelumnya.
1930
2 milyar
Hanya diperlukan waktu kurang dari 100 tahun untuk menjadi penduduk dunia dua kali lipat sebelumnya
1976
4.845 milyar
Dalam tempo hanya 9 tahun saja pertambahan penduduknya mencapai 845 juta.
2000
8 milyar
Masih prediksi para ahli kependudukan.

Tabel .1
 
              
           
               Dari tabel diatas dapat disimpulkan istilah population explotion yang menggambarkan betapa hebatnya angka pertumbuhan penduduk dunia dewasa ini sehingga seperti ledakan bom yang dahsyat.
               Laju pertumbuhan penduduk Indonesia tahun 2000-2010 sebesar 1,48 persen pertahun. Artinya bahwa setiap tahunnya antara tahun 2000 sampai 2010 jumlah penduduk Indoneisa bertambah sebesar 1,48 persennya. Dengan jumlah penduduk sebesar 237,6 juta jiwa tersebut, membuat Indonesia tetap bercokol sebagai negara berpenduduk terbanyak setelah RRC, India dan Amerika Serikat.
               Semakin banyak pertumbuhan penduduk di Indonesia namun tak sejalan dengan pertumbuhan pembangunan di Indonesia sendiri. Sehingga menambah tingkat kemiskinan di Indonesia. Seharusnya pemerintah menyeimbangi tingkat pertumbuhan penduduknya dengan pertumbuhan pembangunan itu sendiri. Sehingga tingkat kemiskinan di Indonesia paling tidak sedikit dapat teratasi.
                        Semoga pemerintah kita dapat semakin konsen untuk memikirkan nasib penduduk nya khususnya warga miskin, yang segala pelayanan kesehatan atau umum lainnya dapat dirasakan seluruh penduduk di Negara Indonesia ini.

A.           Sensus Kependudukan
               Sensus penduduk (cacah jiwa) adalah pengumpulan, pengolahan, penyajian dan penyebarluasan data kependudukan. Jumlah penduduk ditentukan oleh :
1.        Angka kelahiran
        Kelahiran bersifat menambah jumlah penduduk. Ada beberapa faktor yang menghambat kelahiran (anti natalitas) dan yang mendukung kelahiran (pro natalitas) .
Faktor-faktor penunjang kelahiran (pro-natalitas) antara lain :
a.         Kawin pada usia muda, karena ada anggapan bila terlambat kawin keuarga akan malu.
b.         Anak dianggap sebagai sumber tenaga keluarga untuk membantu orang tua.
c.         Anggapan bahwa banyak anak banyak rejeki.
d.        Anak menjadi kebanggan bagi orang tua.
e.         Anngapan bahwa penerus keturunan adalah anak laki-laki, sehingga bila belum ada anak laki-laki, orang akan ingin mempunyai anak lagi.
        Faktor pro-natalitas mengakibatkan pertambahan jumlah penduduk menjadi besar. Faktor-faktor penghambat kelahiran (anti-natalitas), antara lain :
a.       Adanya program Keluarga Berencana yang mengupayakan pembatasan jumlah anak.
b.      Adanya ketentuan batas usia menikah, untuk wanita minimal berusia 16 tahun dan bagi laki-laki minimal 19 tahun.
c.       Anggapan anak menjadi beban keluarga dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
d.      Adanya pembatasan tunjangan untuk pegawai negeri yaitu tunjangan anak diberikan hanya sampai anak ke-2.
e.       Penundaan kawin sampai selesai pendidikan akan memperoleh pekerjaan.
2.        Angka kematian
        Kematian bersifat mengurangi jumlah penduduk. Banyaknya angka kematian sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor pendukung kematian (pro-mortalitas) dan faktor penghambat kematian (anti-mortalitas).
a.         Faktor pendukung kematian ( pro-mortalitas )
                        Faktor ini mengakibatkan jumlah kematian semakin besar. Yang termasuk faktor ini adalah :
®      Sarana kesehatan yang kurang memadai
®      Rendahnya kesadaran massyarakat terhadap kesehatan
®      Terjadinya berbagai bencana alam
®      Terjadinya peperangan
®      Terjadinya kecelakaan lalu lintas dan industri
®      Tindakan bunuh diri dan pembunuhan.

b.         Faktor penghambat kematian ( anti-mortalitas )
                        Faktor ini dapat mengakibatkan tingkat kematian rendah. Yang termasuk faktor ini adalah :
®    Lingkungan hidup sehat
®    Fasilitas kesehatan tersedia dengan lengkap
®    Ajaran agam melarang bunuh diri dan membunuh orang lain
®    Tingkat kesehatan massyarakat tinggi
®    Semakin tinggi tingkat pendidikan penduduk

3.        Perpindahan penduduk
        Migrasi ada dua, migrasi yang dapat menambah jumlah penduduk disebut migrasi masuk ( imigrasi ), dan yang dapat mengurangi jumlah penduduk disebut migrasi keluar (emigrasi).

               Berdasarkan Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk Indonesia sudah mencapai 237,6 juta jiwa atau bertambah 32,5 juta jiwa sejak tahun 2000. Artinya, setiap tahun selama periode 1990-2000, jumlah penduduk bertambah 3,25 juta jiwa. Jika di alokasikan ke setiap bulan maka setiap bulannya penduduk Indonesia bertambah sebanyak 270.833 jiwa atau sebesar 0,27 juta jiwa.
               Jumlah penduduk Indonesia dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan dengan laju pertumbuhan yang tinggi pula. Jumlah penduduk Indonesia dari tahun 1971-2010 serta pertumbuhannya  adalah sebagai berikut


Tabel jumlah penduduk Indonesia
 


Provinsi
Penduduk
1971
1980
1990
1995
2000
2010*)
Aceh
2.008.595
2.611.271
3.416.156
3.847.583
3.930.905
4.494.410
Sumatera Utara
6.621.831
8.360.894
10.256.027
11.114.667
11.649.655
12.982.204
Sumatera Barat
2.793.196
3.406.816
4.000.207
4.323.170
4.248.931
4.846.909
R i a u
1.641.545
2.168.535
3.303.976
3.900.534
4.957.627
5.538.367
J a m b i
1.006.084
1.445.994
2.020.568
2.369.959
2.413.846
3.092.265
Sumatera Selatan
3.440.573
4.629.801
6.313.074
7.207.545
6.899.675
7.450.394
B e n g k u l u
519.316
768.064
1.179.122
1.409.117
1.567.432
1.715.518
L a m p u n g
2.777.008
4.624.785
6.017.573
6.657.759
6.741.439
7.608.405
Kep. Bangka Belitung
-
-
-
-
900.197
1.223.296
Kepulauan Riau
-
-
-
-
-
1.679.163
DKI Jakarta
4.579.303
6.503.449
8.259.266
9.112.652
8.389.443
9.607.787
Jawa Barat
21.623.529
27453525
35.384.352
39.206.787
35.729.537
43.053.732
Jawa Tengah
21.877.136
25372889
28.520.643
29.653.266
31.228.940
32.382.657
DI Yogyakarta
2.489.360
2.750.813
2.913.054
2.916.779
3.122.268
3.457.491
Jawa Timur
25.516.999
29188852
32.503.991
33.844.002
34.783.640
37.476.757
Banten
-
-
-
-
8.098.780
10.632.166
B a l i
2.120.322
2.469.930
2.777.811
2.895.649
3.151.162
3.890.757
Nusa Tenggara Barat
2.203.465
2.724.664
3.369.649
3.645.713
4.009.261
4.500.212
Nusa Tenggara Timur
2.295.287
2.737.166
3.268.644
3.577.472
3.952.279
4.683.827
Kalimantan Barat
2.019.936
2.486.068
3.229.153
3.635.730
4.034.198
4.395.983
Kalimantan Tengah
701.936
954.353
1.396.486
1.627.453
1.857.000
2.212.089
Kalimantan Selatan
1.699.105
2.064.649
2.597.572
2.893.477
2.985.240
3.626.616
Kalimantan Timur
733.797
1.218.016
1.876.663
2.314.183
2.455.120
3.553.143
Sulawesi Utara
1.718.543
2.115.384
2.478.119
2.649.093
2.012.098
2.270.596
Sulawesi Tengah
913.662
1.289.635
1.711.327
1.938.071
2.218.435
2.635.009
Sulawesi Selatan
5.180.576
6.062.212
6.981.646
7.558.368
8.059.627
8.034.776
Sulawesi Tenggara
714120
942.302
1.349.619
1.586.917
1.821.284
2.232.586
Gorontalo
-
-
-
-
835.044
1.040.164
Sulawesi Barat
-
-
-
-
-
1.158.651
M a l u k u
1.089.565
1.411.006
1.857.790
2.086.516
1.205.539
1.533.506
Maluku Utara
-
-
-
-
785.059
1.038.087
Papua Barat
-
-
-
-
-
760.422
Papua
923440
1.173.875
1.648.708
1.942.627
2.220.934
2.833.381
INDONESIA
119.208.229
147.490.298
179.378.946
194.754.808
206.264.595
237.641.326

Tabel .2
 









Distribusi penduduk Indonesia dalam presentase
 

Pulau
Presentase
Pulau Sumatra
21 %
Pulau Sulawesi
7 %
Pulau Kalimantan
6 %
Pulau Jawa
58 %
Papua dan Maluku
3 %
Bali dan Nusa Tenggara
6 %

Tabel 3
 

B.            Ketenagakerjaan Indonesia
               Tenaga kerja merupakan penduduk yang berada dalam usia kerja. Menurut UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun unTeks miringtuk masyarakat. Secara garis besar penduduk suatu negara dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Penduduk tergolong tenaga kerja jika penduduk tersebut telah memasuki usia kerja. Batas usia kerja yang berlaku di Indonesia adalah berumur 15 tahun – 64 tahun. Menurut pengertian ini, setiap orang yang mampu bekerja disebut sebagai tenaga kerja. Ada banyak pendapat mengenai usia dari para tenaga kerja ini, ada yang menyebutkan di atas 17 tahun ada pula yang menyebutkan di atas 20 tahun, bahkan ada yang menyebutkan di atas 7 tahun karena anak-anak jalanan sudah termasuk tenaga kerja. Di Indonesia ketenagakerjaan di bagi menjadi beberapa klasifikasi berdasarkan :

1.        Berdasarkan Penduduknya
a.         Tenaga Kerja
                        Tenaga kerja adalah seluruh jumlah penduduk yang dianggap dapat bekerja dan sanggup bekerja jika tidak ada permintaan kerja. Menurut Undang-Undang Tenaga Kerja, mereka yang dikelompokkan sebagai tenaga kerja yaitu mereka yang berusia antara 15 tahun sampai dengan 64 tahun.

b.         Bukan Tenaga Kerja
                        Bukan tenaga kerja adalah mereka yang dianggap tidak mampu dan tidak mau bekerja, meskipun ada permintaan bekerja. Menurut Undang-Undang Tenaga Kerja No. 13 Tahun 2003, mereka adalah penduduk di luar usia, yaitu mereka yang berusia di bawah 15 tahun dan berusia di atas 64 tahun. Contoh kelompok ini adalah para pensiunan, para lansia (lanjut usia) dan anak-anak.

2.        Berdasarkan Batas Kerja
a.         Angaktan Kerja
                        Angkatan kerja adalah penduduk usia produktif yang berusia 15-64 tahun yang sudah mempunyai pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja, maupun yang sedang aktif mencari pekerjaan.
b.         Bukan Angkatan Kerja
                        Bukan angkatan kerja adalah mereka yang berumur 10 tahun ke atas yang kegiatannya hanya bersekolah, mengurus rumah tangga dan sebagainya. Contoh kelompok ini adalah: anak sekolah dan mahasiswa, para ibu rumah tangga, orang cacat, dan para pengangguran sukarela.

3.        Berdasarkan Kualitasnya
a.         Tenaga Kerja Terdidik
                        Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memiliki suatu keahlian atau kemahiran dalam bidang tertentu dengan cara sekolah atau pendidikan formal dan nonformal. Contohnya: pengacara, dokter, guru, dan lain-lain.
b.         Tenaga Kerja Terampil
                        Tenaga kerja terampil adalah tenaga kerjayang memiliki keahlian dalam bidang tertentudengan melalui pengalaman kerja. Tenaga kerja terampil ini dibutuhkan latihan secara berulang-ulang sehingga mampu menguasai pekerjaan tersebut. Contohnya: apoteker, ahli bedah, mekanik, dan lain-lain.
c.         Tenaga Kerja tidak Terdidik
                        Tenaga kerja tidak terdidik adalah tenaga kerja kasar yang hanya mengandalkan tenaga saja. Contoh: kuli, buruh angkut, pembantu rumah tangga, dan sebagainya.

               Di Indonesia pun terdapat permasalahan yang berhubungan dengan ketenagakerjaan, berikut ini beberapa permasalahan ketenagakerjaan Indonesia :
1.        Rendahnya kualitas tenaga kerja
        Kualitas tenaga kerja dalam suatu negara dapat ditentukan denganmelihat tingkat pendidikan negara tersebut. Sebagian besar tenaga kerja di Indonesia, tingkat pendidikannya masih rendah. Hal ini menyebabkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi rendah. Minimnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan rendahnya produktivitas tenaga kerja, sehingga hal ini akan berpengaruh terhadaprendahnya kualitas hasil produksi barang dan jasa.
2.        Jumlah angkatan kerja yang tidak sebanding dengan kesempatan kerja
        Meningkatnya jumlah angkatan kerja yang tidak diimbangi oleh perluasan lapangan kerja akan membawa beban tersendiri bagi perekonomian. Angkatan kerja yang tidak tertampung dalam lapangan kerja akan menyebabkan pengangguran. Padahal harapan pemerintah, semakin banyaknya jumlah angkatan kerja bisa menjadi pendorong pembangunan ekonomi.
3.        Persebaran tenaga kerja yang tidak merata
        Sebagian besar tenaga kerja di Indonesia berada di Pulau Jawa. Sementara di daerah lain masih kekurangan tenaga kerja, terutama untuk sektor pertanian, perkebunan, dan kehutanan.Dengan demikian di Pulau Jawa banyak terjadi pengangguran, sementara di daerah lain masih banyak sumber daya alam yang belum dikelola secara maksimal.
4.        Pengangguran
        Terjadinya krisis ekonomi di Indonesia banyak mengakibatkan industri di Indonesia mengalami gulung tikar. Akibatnya, banyak pula tenaga kerja yang berhenti bekerja. Selain itu, banyaknya perusahaan yang gulung tikar mengakibatkan semakin sempitnya lapangan kerja yang ada. Di sisi lain jumlah angkatan kerja terus meningkat. Dengan demikian pengangguran akan semakin banyak.



              Kesimpulan
               Perkembangan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk di suatu wilayah tertentu pada waktu tertentu dibandingkan waktu sebelumnya Adapun faktor - faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk adalah kelahiran, kematian, dan perpindahan penduduk. Kelahiran dan kematian dinamakan faktor alami sedangkan perpindahan penduduk adalah faktor non alami. Migrasi ada dua yaitu migrasi masuk yang artinya menambah jumlah penduduk sedangkan migrasi keluar adalah mengurangi jumlah penduduk. Migrasi itu biasa terjadi karena pada tempat orang itu tinggal kurang ada fasilitas yang memadai. Dan masalah perkembangan penduduk sangat pesat dinegara berkembang disebabkan noleh penurunan tingkat kematian dengan tidak diikuti oleh penurunan angka kelahiran dan kematian, dan perpindahan penduduk dari negara lain secara alamiah.


DAFTAR PUSTAKA

http://www.slideshare.net/hannitaandriani/perkembangan-penduduk-indonesia-10441186
http://www.slideshare.net/hendricksonsagala/perkembangan-penduduk-indonesia-10368568
http://kepadatan2000av.blogspot.com/
http://alf14n08.wordpress.com/2011/11/12/perkembangan-penduduk-indonesia/
http://id.shvoong.com/social-sciences/anthropology/2099155-persebaran-penduduk-indonesia/
http://febrina2011.blogspot.com/2012/04/perkembangan-kependudukan-dan.html

Sensus Penduduk 1971, 1980, 1990, 2000 dan Sensus Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 1995

Tidak ada komentar:

Posting Komentar